Seksual Bukanlah Ukuran Kesuksesan Seorang Istri

Seksual Bukanlah Ukuran Kesuksesan Seorang Istri Seksual Bukanlah Ukuran Kesuksesan Seorang Istri

Seksual Bukanlah Ukuran Kesuksesan Seorang Istri

Sebelum menikah dengan Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam, Khadijah telah menikah dua kali dan mempunyai anak dari masing-masing suaminya. Meskipun demikian, Rasulullah betah hidup bersamanya dan tidak pernah terpikir melirik perempuan lain. Beliau tidak henti-hentinya bersyukur kepadanya sampai setelah kematiannya. Selain itu, tahun janjkematian Khadijah dalam sejarah Islam disebut sebagai "Tahun Duka". Terkadang Rasulullah menangis murung ketika Khadijah hadir dalam ingatannya dan bayangan Khadijah pun usang menyertai beliau. Meskipun sepeninggal Khadijah, Rasulullah menikahi sepuluh wanita, tetapi itu tidak sanggup menghentikan kesuksesannya dalam hal ini, bahkan kesuksesan itu semakin usang semakin besar dan semakin besar. Apa itu..?!

Kecemburuan 'Aisyah kepada Khadijah, padahal secara usia, dia lebih muda dan secara fisik dia lebih manis daripada Khadijah. Penyebab kecemburuan itu sendiri yakni seringnya Rasulullah menyebut nama Khadijah. Inilah yang menimbulkan 'Aisyah cemburu berat sebagaimana pengakuannya sendiri, "Suatu ketika, Halah binti Khuwailid, saudari Khadijah memohon izin. Suara Halah sangat ibarat dengan bunyi Khadijah, sehingga permohonan izin Halah ibarat permohonan Khadijah. Kejadian itu setelah Khadijah meninggal beberapa lama. Ketika Rasulullah mendengar bunyi Halah, dia terlihat berbunga-bunga demi mendengar suaranya. Beliau berkata, "Silahkan wahai Halah.."

'Aisyah berkata, "Maka saya cemburu dan saya berkata kepada beliau, 'Apa yang akan engkau lakukan demi orang bau tanah yang sudah keriput dan telah usang meninggal? Allah telah menggantikannya kepadamu perempuan yang lebih baik daripada dia (maksudnya diri 'Aisyah sendiri)..! Beliau pribadi menyahut, 'Tidak, demi Allah. Allah tidak akan memberi ganti kepadaku dengan perempuan yang lebih baik darinya. Dia beriman kepadaku ketika insan mendusatakanku, menawarkan kepadaku ketika insan menghalangiku, mendukungku dengan harta bendanya ketika insan menolakku dan Allah mengaruniakan kepadaku anak darinya ketika Dia menghalangiku mempunyai bawah umur dari perempuan yang lain'.." [HR. Bukhari]

Wahai para kaum wanita! Lalu di mana tugas seksual itu..?! Seks paling usang hanya membutuhkan waktu satu jam. Jika seorang istri berhasil melaluinya, maka dia hanya sukses dalam durasi satu jam itu saja. Sementara masih tersisa 23 jam ke depan. Apakah ia akan mengisinya dengan kegagalan..?! Bagaimana seandainya ada buku yang semua lembar-lembarnya kosong, putih, dan hanya satu yang penuh dengan tulisan, apakah buku itu baik..?!

Khadijah meninggal ketika berusia 65 tahun dan kesuksesannya terus berlanjut setelah wafatnya, bahkan ia merupakan sosok istri yang tersukses. Meskipun suaminya, Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam telah menikahi putri-putri sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga, putri-putri raja, dan putri-putri para pemimpin, Khadijah yang telah wafat tetap sebagai istri tersukses daripada mereka semua yang masih hidup. Karena itulah 'Aisyah cemburu berat kepadanya, meski dia telah wafat, daripada istri-istri Rasulullah yang lain yang masih segar bugar..

Kesuksesan bukanlah kecantikan wajah ataukah perawan yang masih muda. Akan tetapi, sukses itu yakni Khadijah. Dia yakni sukses itu sendiri sebab kerelaannya menawarkan apa saja yang dia miliki secara totalitas tanpa ada seorang pun yang bisa menyainginya. Tidak berlebihan kalau dia yakni satu-satunya istri dalam kehidupan Rasulullah. Pengabdian Khadijah kepada suaminya terkait dekat dengan agama Islam dan hanya berharap pahala dari Allah, tidak kepada manusia. Oleh sebab itu, Allah membalasnya dengan jawaban yang sempurna. Allah berkirim salam kepadanya melalui Jibril, dan Jibril pun memberikan salam itu kepadanya sekaligus memberi kabar bangga bahwa nirwana telah menantinya. Sementara Khadijah masih menginjakkan kakinya di muka bumi..

Ketika pena di tanganku menuliskan poin ini, saya tidak bisa menguasai diriku untuk mengungkapkan perasaan mendalam yang mendadak menghampiriku. Aku ingin sekali menghaturkan salam kepadanya. Akan tetapi, siapa aku..?! Sampai bisa berada dalam keagungan itu dan menerima penghormatan untuk menghaturkan salam kepadanya. Sementara dia yakni sosok agung yang menjadi ibu bermiliar-miliar kaum muslimin sebelum dan sesudahku. Selain itu, yang menggembirakanku bahwa saya masih sanggup merasakan keagungan itu, sebab Khadijah binti Khuwailid, sosok perempuan agung ini yakni ibuku. Dan saya bersaksi kepada Allah bahwa saya mencintainya lebih dari cintaku kepada ibu kandungku sendiri..

Baca Juga : Meski Kerinduanku Terus Bergejolak

——○●※●○——

[Syaikh Abdullah bin Muhammad al-Daud dalam "Kado Pernikahan" (edisi terjemah), halaman 116-118]

Ditulis ulang oleh : Esha Ardhie
Ahad, 05 November 2017

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Seksual Bukanlah Ukuran Kesuksesan Seorang Istri"

Posting Komentar